Sumber: Goodreads |
Judul : Comedy Apparition
Penulis : Ginger Elyse Shelley
Penerbit : Laksana
Tahun terbit : 2015
Tebal : 244 halaman
ISBN : 978-602-7933-87-3
Detik pertama saya
mendapatkan buku ini, saya pikir ini adalah buku terjemahan. Dugaan saya
tersebut juga diperkuat oleh nama sang penulis yang “kebarat-baratan”. Eh, namun
ternyata bukan. Meski mulai dari tema, judul, latar, tokoh hingga gaya
penceritaan mirip dengan buku terjemahan, tetapi buku ini dibuat oleh orang
Indonesia.
Buku
ini berkisah tentang keluarga Seer yang beranggotakan duabelas orang. Sang ayah
bernama Wolf Seer, seorang Dosen Filosofi Universitas Parker. Sementara itu,
sang ibu bernama Galleg Hembourg, seorang penulis yang novelnya tidak pernah
laku. Lalu, sisanya? Ya, bisa ditebak bahwa sepuluh anggota lainnya adalah
anak-anak Wolf dan Galleg.
Anak pertama bernama Harvard Seer, gadis cerewet
berusia 32 tahun yang bekerja sebagai resepsionis sebuah klinik. Anak kedua ialah Rex Seer, pria berusia 29
tahun yang bekerja di sebuah perpustakaan besar di kota. Lalu, anak ketiga adalah Luther Seer yang berumur
27 tahun. Ia bekerja sebagai jurnalis di sebuah majalah olahraga. Anak keempat bernama Moss seer yang dua tahun
lebih muda dari Luther. Ia bekerja sebagai guru SD, tetapi yang “lucu” adalah
kenyataan bahwa ia sama sekali tak menyukai anak-anak.
Kemudian, diurutan kelima ada Pinerose Seer yang berusia 20
tahun dan sedang menyelesaikan pendidikannya. Lalu, anak keenam adalah Craish Seer yang lahir diluar rencana. Ia adalah anak
terbengal di keluarga Seer. Anak ketujuh
bernama Cameron, berumur 14 tahun –setahun lebih muda dari Craish. Ia berperawakan
tinggi, memiliki tampang yang rupawan, dan selalu optimis. Namun, sayangnya ia
sering murung. Urutan selanjutnya adalah si kembar Rocca dan Rouscha yang
berusia 12 tahun. Terakhir, ada Luca yang meski baru 11 tahun, namun ia
sangatlah dewasa dan misterius.
Keduabelas anggota
keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah yang tidak besar namun juga tak
kecil. “Halaman belakangnya” adalah sebuah hutan. Dan oleh karenanya, banyak
tetangga yang berpikir bahwa beberapa anggota Keluarga Seer tinggal di hutan. Perlu
juga untuk diketahui bahwa tokoh dalam novel ini ada banyak sekali. Selain seluruh
anggota Keluarga Seer, ada pula Stephen dan Mary –teman sekolah Cameron, serta
masih banyak lagi.
Secara keseluruhan,
cerita yang disuguhkan oleh penulis terbilang menarik. Ia menawarkan tema yang
berbeda dari novel-novel remaja Indonesia kebanyakan. Di dalamnya pula,
terdapat beberapa twist-twist kecil
yang tak terpikirkan oleh pembaca sebelumnya. Ah, ya, novel ini juga tidak
hanya cocok dibaca oleh remaja, saya rasa para dewasa muda juga masih sangat
cocok untuk membacanya.
Untuk segi teknis
sendiri, saya tidak bermasalah dengan desain sampulnya. Warna kuning yang
dipakai sebagai latar, cukup mengundang mata orang yang melihatnya. Yang kurang
saya sukai adalah ukuran bukunya yang “panjang”. Kalau saya pribadi,
sebetulnya, lebih suka dengan ukuran buku yang kecil, meski jatuhnya halaman
buku menjadi lebih tebal. Selebihnya, saya tidak mempermasalahkan apapun.
Akhirnya, selamat
membaca!
Comments
Post a Comment